Utang bisa menjadi tolok ukur kebaikan akhlak seseorang. Semakin baik akhlak seseorang, semakin baik dan mudah pula dia dalam urusan utang piutang.
Maka, bersemangatlah kita membayar utang sebagaimana bersemangatnya kita saat berutang. Persulitlah kita untuk berutang (jangan berutang kecuali darurat) dan permudahlah untuk membayar manakala kita terlanjur berutang.
Sesungguhnya, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya, sebaik-baik dari kalian adalah orang yang paling baik dalam melunasi utang.” (HR Al-Bukhari)
Adapun bagi orang yang sulit membayar utang, padahal dia mampu, atau tidak punya niatan baik untuk melunasi utangnya, ada ancaman dari Rasulullah saw. “Siapa yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari Kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR Ibnu Majah)