Berhati-hatilah saat membuat status atau postingan di medsos, baik berupa tulisan, imej atau video.
Selain nilai pahala atau dosanya telah tercatat dalam kitab catatan amal. Boleh jadi, itulah status kita yang terakhir yang akan dikenang oleh keluarga, karib kerabat, dan dibagikan oleh teman dan orang-orang di sekitar kita.
Beruntunglah orang yang postingan terakhirnya berisi kebaikan atau sesuatu yang bisa mengingatkan orang kepada Allah.
Namun, merugilah orang yang postingannya berisi keburukan, maksiat, kebencian, dan beragam hal yang mengotori hati dan pikiran. Kita (sebagai penulisnya) sudah meninggal, akan tetapi efek buruknya senantiasa kekal.
Maka, jangan memposting sesuatu, kecuali yang baik-baik. Bukankah dalam perkataan, tulisan, atau postingan tergambar kualitas diri kita?
Bukankah dalam setiap perkataan, tulisan, atau postingan ada perhitungan dan hisabnya yang harus kita pertanggungjawabkan?