
Sahabat RSQ,
Al-Quran tidak menggambarkan sosok Shafura, si gadis negeri Madyan, sebagai sosok yang cantik, semampai, cerdas atau terpandang. Al-Quran hanya menyebut akhlak utama yang dimilikinya sebagai seorang wanita, yaitu punya rasa malu yang memenuhi tingkah lakunya. “Tamsyi ‘ala istihyaa’i, berjalan dengan penuh rasa malu.” (QS Al-Qashshash, 28:25)
Untuk Shafura inilah, Musa as. rela mengabdikan diri untuk bekerja di rumah orangtuanya, yaitu Nabi Syu’aib as. selama sepuluh tahun sebagai mahar (QS Al-Qashshash, 28:25).
Dan, pernikahan antara Musa as. dengan Shafura sejatinya adalah pernikahan dua sosok ideal. Yang satu adalah wanita dengan mahkota yang berharga, yaitu rasa malu sebagai buah dari keimanan dan hasil didikan yang paripurna.
Adapun yang satunya lagi adalah sosok lelaki dengan harta yang sangat berharga, yaitu kekuatan fisik yang paripurna, kecerdasan pikiran, sikap yang berwibawa lagi keimanan yang sempurna.
#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,
📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 www.tasdiqulquran.or.id/social-media
Semoga informasi ini bermanfaat ya.