Layaknya manusia lainnya, Rasulullah saw. pun bisa marah, termasuk kepada istri-istrinya. Hanya saja, kemarahan beliau adalah kemarahan penuh adab. Kemarahan beliau tidak mendatangkan apapun kecuali kebaikan dan keteladanan.
Dikisahkan bahwa Rasulullah saw. sempat ada kesal dan marah kepada Aisyah ra. yang terus mencemburui Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. Padahal, saat itu Khadijah sudah meninggal.
Maka, saat Aisyah tengah cemburu itu, Rasulullah saw. berkata kepada Aisyah, “Tutuplah matamu!” Aisyah pun menutup matanya. Saat itulah Rasulullah saw. mendekat dan memeluk Aisyah sambil berkata, “Ya Humaira-ku, marahku telah pergi setelah aku memelukmu.” (HR Muslim)
Itulah Rasulullah saw. Semarah dan sekesal apapun, beliau tidak pernah menyakiti istrinya, entah dangan kata-kata apalagi tindakan fisik. Beliau senantiasa mengedepankan akhlak yang baik, kesabaran dan kasih sayang kepada mereka.