Tiada tempat paling mulia lagi dicintai Allah di muka bumi selain masjid. Karena kemuliaannya itu, semua hal yang berkaitan dengan kebaikan masjid menjadi mulia pula. Membangunnya adalah perbuatan mulia. Mengisinya dengan ibadah adalah perbuatan mulia.
Menjaga kebersihan masjid, itu pun termasuk perbuatan mulia. Siapa melakukannya karena mengharap ridha Allah, dia memiliki derajat mulia di sisi Allah dan rasul-Nya.
Itulah mengapa, Rasulullah saw. pernah secara khusus menshalatkan seorang wanita berkulit hitam yang biasa membersihkan Masjid Nabawi.
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa ada seorang wanita yang biasa membersihkan masjid. Selama beberapa hari, Nabi saw. tidak lagi melihat wanita tersebut. Maka, beliau pun menanyakan kabar si wanita kepada para sahabat. Mereka pun menjawab, “Dia telah meninggal.”
“Mengapa kalian tidak mengabariku?” tanya beliau dengan nada protes.
Para sahabat mengira bahwa kematian wanita tersebut tidak begitu penting bagi Rasulullah saw. sehingga mereka tidak memberitahukannya kepada Nabi saw.
“Tunjukkan aku makamnya,” pinta Nabi saw.
Maka, sahabat pun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau menshalatkan dan mendoakannya. (HR Muslim, No. 956)