Berwakaf menjadi ciri khas kaum muslimin. Karena dorongan iman kepada hari akhir.
Bahkan, Imam as-Syafii menyebutkan, bahwa tradisi wakaf belum ada di zaman jahiliyah. Tradisi ini dibangun kaum muslimin.
Di zaman jahiliyah, semua yang diinfakkan untuk umum, para sahabat, sebagai pelopor dalam wakaf.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma menuturkan,
لَـمْ يَكُنْ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِـيِّ صَلّى اللهُ عليهِ وسَلّم ذُو مَقدِرَة إِلّا وَقَفَ
Tidak ada seorangpun sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki kemampuan, kecuali mereka wakaf. (Ahkam al-Auqaf, Abu Bakr al-Khasshaf, no. 15 dan disebutkan dalam Irwa’ al-Ghalil, 6/29).
Ketika Allah menurunkan firman-Nya,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Abu Thalhah mendengar ayat ini.
Beliaupun menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan hajatnya,
“Ya Rasulullah, Allah berfirman, ‘Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai’. Sementara harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha. Ini saya sedekahkan untuk Allah. Saya berharap dapat pahala dan menjadi simpananku di sisi Allah. Silahkan manfaatkan untuk kemaslahatan umat.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambut keinginan Abu Thalhah,
بَخْ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ ، وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ وَإِنِّى أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِى الأَقْرَبِينَ
“Luar biasa, itu kekayaan yang untungnya besar… itu harta yang untungnya besar. Saya telah mendengar apa yang anda harapkan. Dan saya menyarankan agar manfaatnya diberikan kepada kerabat dekat.”.
Bairuha, bisa juga dibaca Biraha, merupakan kebun yang berada di depan masjid nabawi. Di masa Muawiyah, dibangun benteng istana di sekitar kebun ini, yang dikenal dengan sebutan, istana Bani Judailah.
Nilainya sangat mahal, dan diwakafkan Abu Thalhah sebagai sedekah harta kesayangannya.
Berwakaf menjadi ciri khas kaum muslimin. Karena dorongan iman kepada hari akhir.
Bahkan, Imam as-Syafii menyebutkan, bahwa tradisi wakaf belum ada di zaman jahiliyah. Tradisi ini dibangun kaum muslimin.
Di zaman jahiliyah, semua yang diinfakkan untuk umum, para sahabat, sebagai pelopor dalam wakaf.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma menuturkan,
لَـمْ يَكُنْ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِـيِّ صَلّى اللهُ عليهِ وسَلّم ذُو مَقدِرَة إِلّا وَقَفَ
Tidak ada seorangpun sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki kemampuan, kecuali mereka wakaf. (Ahkam al-Auqaf, Abu Bakr al-Khasshaf, no. 15 dan disebutkan dalam Irwa’ al-Ghalil, 6/29).
Ketika Allah menurunkan firman-Nya,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Abu Thalhah mendengar ayat ini.
Beliaupun menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan hajatnya,
“Ya Rasulullah, Allah berfirman, ‘Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai’. Sementara harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha. Ini saya sedekahkan untuk Allah. Saya berharap dapat pahala dan menjadi simpananku di sisi Allah. Silahkan manfaatkan untuk kemaslahatan umat.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambut keinginan Abu Thalhah,
بَخْ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ ، وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ وَإِنِّى أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِى الأَقْرَبِينَ
“Luar biasa, itu kekayaan yang untungnya besar… itu harta yang untungnya besar. Saya telah mendengar apa yang anda harapkan. Dan saya menyarankan agar manfaatnya diberikan kepada kerabat dekat.”
Bairuha, bisa juga dibaca Biraha, merupakan kebun yang berada di depan masjid nabawi. Di masa Muawiyah, dibangun benteng istana di sekitar kebun ini, yang dikenal dengan sebutan, istana Bani Judailah.
Nilainya sangat mahal, dan diwakafkan Abu Thalhah sebagai sedekah harta kesayangannya.