Sahabat, nilai suatu amal itu bertingkat-tingkat di sisi Allah Ta’ala sesuai tingkatan hati pelakunya. Artinya, yang dinilai bukan sekadar banyaknya atau bentuknya amal, tetapi juga motivasi, ketulusan, dan sikapnya dalam mengutamakan Allah daripada dirinya sendiri.
Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan bahwa Abu Dzar Al-Ghiffari bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?”
Beliau menjawab, “(Sedekah) yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang yang melarat (karena mengharap ridha Allah).”
Kekuatan niat, dengan demikian, adalah kunci penerimaan amal. Dengan niat dan kesungguhan, amalan yang kecil bisa bernilai besar di hadapan Allah.