
Maimun bin Mihran berkata, “Sesungguhnya, apabila seorang hamba melakukan suatu dosa, niscaya di dalam hatinya tergores satu titik hitam.
Apabila dia bertobat, titik itu akan terhapus sehingga engkau melihat hati seorang Mukmin jernih laksana cermin. Setiap kali setan datang mengganggu, Mukmin tersebut bisa melihat (mengenalinya).
Adapun orang yang selalu melakukan dosa, setiap kali bermaksiat, hatinya tergores titik hitam. Titik ini akan melekat di dalam hatinya (dan bertambah banyak) sehingga terus menghitam. Sehingga, dia tidak bisa lagi melihat dari mana setan datang menggodanya.”
Maka, seorang Mukmin akan senantiasa mengintrospeksi dan menghitung dirinya. Untuk dosa-dosanya dia akan memohon ampunan. Dan, untuk amal kebaikannya dia akan memohon agar Allah menerimanya.
Maimun bin Mihran kembali berujar, “Seseorang tidak termasuk orang bertakwa sehingga dia lebih ketat dalam mengintrospeksi dirinya sendiri daripada mengintrospeksi temannya. Sehingga, dia tahu dari mana makanannya, dari mana pakaiannya, dari mana minumannya, dan apakah semua itu halal ataukah haram?”
Shifatush Shafwah, Al-Hafizh Ibnul Jauzi.