Sahabat TASQ,
Saat sekarang, menjadi sosok terkenal memang menggiurkan. Dengan punya banyak follower saya di medsos misalnya, seseorang bisa mendapatkan beragam keuntungan. Salah satunya keuntungan finansial. Orang-orang pun berlomba untuk mendapatkannya.
Namun, di balik semua itu, dilihat dari kecamata keimanan, ada sejumlah hal yang layak dikhawatirkan dari yang namanya popularitas. Satu di antaranya adalah mudahnya seseorang untuk berbangga diri, bermegah-megahan, tumbuh suburnya ujub dan riya, sampai dengan hilangnya keikhlasan dalam beramal.
Mengapa? Karena dia beramal bukan untuk mengharap ridha Allah, akan tetapi untuk menaikan jumlah follower, untuk like, comment and share. Jika hal ini sampai terjadi, akan hilanglah darinya nikmatnya taat kepada Allah dan lezatnya menghamba kepada-Nya.
Hal ini sebagaimana dinasihatkan Bisyr bin Al-Harits berkata, “Tidak akan mendapati manisnya akhirat seseorang yang suka untuk dikenal oleh manusia.” (Hilyatul Auliya, 8:343)