
Sahabat TASQ,
Syaikh Dr. Ahmad Farid, dalam Tazkiyatun Nafs menyebutkan bahwa sebaik-baik istighfar adalah (1) yang dimulai dengan pujian kepada Allah Ta’ala, lalu (2) disertai pengakuan akan dosa, setelah itu baru (3) memohon ampun kepada-Nya. Dan, ketiga hal ini hadir dalam lafaz sayyidul istighfar.
Allâhumma annta rabbî lâ ilâha illâ annta, khalaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mas-tatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya, wa abu-u bi dzambî, fagh-firlî fa innahû lâ yagh-firudz-dzunûba illâ anta.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku kepada-Mu (untuk senantiasa mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku).
Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Maka, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang (kuasa) mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR Al-Bukhari)
#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,
#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN
📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Semoga informasi ini bermanfaat ya.