Berprasangka baik (husnuzhan) itu baik, sangat utama, lagi dianjurkan. Namun, tidak ada sebaik-baik persangkaan baik kecuali berprasangka baik kepada Allah menjelang kematian. Siapa mampu melakukannya, niscaya Allah Ta’ala akan memberikan apa yang dipersangkakannya itu tanpa meleset.
Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah ada seorang pun di antara kalian yang mati kecuali dia (ada dalam keadaan) berbaik sangka kepada Allah.” (HR Muslim, No. 2887)
Anas bin Malik ra. mengisahkan bahwa Nabi saw. pernah menemui seorang pemuda menjelang ajalnya. Beliau bertanya, “Apa yang engkau rasakan?”
Pemuda ini menjawab, “Aku mengharap (rahmat) Allah wahai Rasulullah. Namun, aku pun takut akan dosa-dosaku.”
Maka, Nabi saw. pun bersabda, “Tidaklah berkumpul (kedua perasaan itu) dalam hati seorang Mukmin dalam keadaan seperti ini (sakaratul maut), melainkan Allah memberikan apa yang dia harapkan dan mengamankannya dari apa yang dia takutkan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Abid Dunya)