Sahabat RSQ,
Ada banyak orang berkata saat melihat “penderitaan” orang Palestina, terkhusus anak-anaknya, yang terus dizalimi Zionis Israel, “Kasihan anak-anak Palestina ya! Mereka tidak bisa sekolah, bermain dan hidup secara layak sebagaimana kita di Indonesia.”
Secara duniawi atau dalam sudut pandang kemanusiaan memang demikian. Namun, dari sudut pandang keimanan, sejatinya mereka telah dimuliakan Allah. Dan, kita yang seharusnya mengevaluasi diri. Jangan-jangan kitalah yang patut untuk dikasihani. Mengapa?
Inilah anak-anak Palestina. Mereka makan roti yang kadang harus dibagi 16 potong. Mereka yang kesusahan air dan kadang airnya diracuni Israel. Ternyata, mereka adalah produk penghafal Al-Quran nomor satu di dunia.
Sejak kecil mereka sudah menghapal Al-Quran, didekatkan oleh orangtuanya dengan Al-Quran. Dan, perhatikanlah candaan mereka saat berkumpul dengan teman-temannya. Kalau ada yang sudah hafal 30 Juz, mereka akan berkata kepada anak yang baru hafal 10, 15, 20, 25 Juz atau yang ada di bawahnya, “Kalau aku sudah di atas (di level surga yang paling atas), kamu saya dadahin ya di bawah.”
Karena, mereka amat yakin dengan apa yang disabdakan Rasulullah saw. bahwa tingkatan di surga ditentukan oleh seberapa banyak hafalan Al-Quran yang mereka miliki.
“Akan dikatakan kepada shahibul Quran (di akhirat), ‘Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca’.” (HR Abu Dawud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Lalu, kita dan anak-anak kita sudah sampai dimana hafalan dan pengamalan Al-Qurannya?
#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Link Program dan Media Sosial
www.tasdiqulquran.or.id/social-media
Semoga informasi ini bermanfaat ya.