Utsman bin Abil ‘Ash berkata, “Aku tengah duduk di samping Rasulullah, tiba-tiba pandangannya menjadi tajam lalu kembali seperti semula. Kemudian katanya, ‘Jibril telah datang kepadaku dan memerintahkan agar aku meletakkan ayat ini di tempat anu dari surah ini: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat …’ (QS Al-Nahl, 16:90).” (HR Ahmad)
Berdasarkan riwayat tersebut, para ulama menyatakan bahwa susunan ayat itu bersifat tauqifi, artinya ketentuan dari Rasulullah saw. Ketentuan ini pun bukan ijtihad Rasulullah saw. atau para sahabat, melainkan ketentuan Allah yang disampaikan melalui Jibril. Pendapat ini adalah ijmak, yaitu kesepakatan para ulama, ahli Al-Quran, dan ahli sejarah.
Az-Zarkasyi dalam Al-Burhan dan Abu Ja’far Ibnuz Zubair dalam Munasabah misalnya, mereka menyatakan bahwa tertib ayat-ayat di dalam surah-surah itu berdasarkan tauqifi dari Rasulullah saw. dan atas perintahnya, tanpa diperselisihkan kaum Muslimin. Pada praktiknya, Rasulullah saw. biasanya langsung menginstruksikan para sahabat penulis Al-Quran tentang letak ayat pada setiap surah.