Sahabat TASQ,
Ada orang yang susah sekali diajak taat, akan tetapi sangat mudah diajak maksiat. Untuk ibadah dia sangat lemah. Namun, untuk hal sia-sia atau perbuatan dosa dia sangat kuat dan bersemangat.
Boleh jadi, semua berawal dari tidak terbiasanya dia berzikir kepada Allah, termasuk saat mengawali sebuah aktivitas, sehingga tidak ada benteng antara dia dengan setan.
Pada akhirnya, setan senantiasa membersamainya: saat makan dia ikut makan. Saat minum dia ikut minum. Dia pun menjadi kuat daya cengkeramnya sehingga bisa dengan mudah menguasai orang tersebut. Ketika sudah menguasainya, setan akan dengan mudah mengarahkannya sesuai kehendak dia.
Ibnu Abid Dunya menyampaikan sebuah kisah dari salah seorang ulama salaf. Dia mengatakan:
“Setan gemuk bertemu dengan setan kurus, lalu dia bertanya, ‘Mengapa engkau terlihat begitu kurus?’
Setan kurus ini menjawab, ‘Aku menyertai seorang laki-laki yang selalu menyebut nama Allah ketika hendak makan sehingga aku tidak bisa makan bersamanya. Dia juga menyebut nama Allah ketika hendak minum sehingga aku tidak bisa minum bersamanya. Ketika masuk rumah, dia pun menyebut nama Allah sehingga aku hanya bisa bermalam di luar rumah.’
Setan gemuk berkata, ‘Adapun diriku, aku menyertai seorang laki-laki yang tidak pernah menyebut nama Allah ketika hendak makan sehingga aku bisa makan bersamanya. Apabila dia minum, dia pun tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa minum bersamanya.
Dia tidak menyebut nama Allah saat masuk ke rumahnya sehingga aku bisa masuk bersamanya. Apabila dia menyetubuhi istrinya, dia tidak menyebut nama Allah sehingga aku pun bisa ikut menyetubuhinya’.” (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, ‘Uddatush Shâbirîn)