Wafatnya Anak Kepedihan Sejati di Dalam Hati

Sahabat RSQ,

Ada kebahagiaan dalam perjumpaan. Dan, ada kepedihan dalam perpisahan. Hal ini normal dan wajar adanya. Semakin dekat dan akrab kita dengan seseorang, semakin kita cinta kepadanya, semakin besar efek kesakitan yang ditimbulkan kala kita berpisah dengannya, sebagaimana besarnya kebahagiaan saat bisa berjumpa kembali dengannya.

Bagaimana pula jika perpisahan itu dengan anak sendiri, bagian dari darah daging, sosok yang dikandung, dilahirkan, disusui, dibesarkan dijaga dan dipelihara? Perpisahan dengannya bagai kehilangan sebagian dari nyawa. Itulah mengapa, selevel Rasulullah saw. tidak kuasa menahan tangis saat Ibrahim putranya meregang nyawa.

Maka, ada perkataan bagus dari sahabat Abu Bakrah ra. saat ditanya tentang wafatnya keluarga. Dia berkata, “Wafatnya ayah bagaikan patahnya tulang punggung. Wafatnya anak adalah kepedihan di dalam hati. Adapun wafatnya saudara bagaikan putusnya sayap.” (Syaikh Abdul Hamid Asy-Syarwani, Hawasyai Asy-Syarwani, 3:179)

Tanpa hadirnya kesabaran, keimanan kepada takdir dan kehidupan Hari Akhir, manusia akan berputus asa manakala orang yang dicintainya pergi untuk selamanya.

#Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran,

#INFORMASI TAUSIYAH HARIAN

📲HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144

📌 Informasi Link Program dan Media Sosial
📲 www.tasdiqulquran.or.id/social-media

Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Tags: No tags

Comments are closed.